Selasa, 30 November 2010

Budidaya Gamal Untuk Pakan Ternak Ruminansia

 BUDIDAYA GAMAL UNTUK PAKAN SUPLEMEN
TERNAK RUMINANSIA


 Tanaman Gamal
     Taksonomi
Famili: Fabaceae (Papilionoideae)
Sinonim: Gliricidia lambii Fernald, G. maculata var. multijuga Micheli, Lonchocarpus roseus (Miller) DC., L. sepium (Jacq.) DC., Millettia luzonensis A. Gray, Robinia rosea Miller, R. sepium Jacq., R. variegata Schltdl.
     Nama lokal
Gamal (Indonesia), Liriksida, liriksidia, Wit Sepiung (Jateng), Johar Gembiro Loka (DIY). Jawa Timur: Kelorwono, Joharlimo, Johar Bogor. Sunda: Cebreng, Cepbyer (Jabar), Kalikiria (Ciamis), Angrum (Garut).
      Nama Lain
Mother of cocoa, Quick stick (Inggris), Filipina: Balok-balok (Tagalog), Apatot (Bikol), Kukuwatit (Pangasinan). Laos: Kh’è:nooyz, khê falangx. Thailand: Khae-farang. Vietnam: Anh dào gi’a, sát thu, hông mai. Nicaraguan cocoa shade, cacahuananche, madre de cacao (Guatemala), madriado (Honduras), madricacao, mata ratÓn, mataratÓn, madera negro.
     Kerabat
Dua jenis lain dari genus ini adalah G.brennigii dan G. maculata. Hanya G. sepium yang tumbuh di luar sebaran alaminya di Amerika tropika. G. sepium dibedakan dengan dua jenis lainnya dari susunan bunga yang tegak, bunga merah muda, dan ujung helai daun meruncing. Sedangkan G. maculata bunganya berwarna putih dengan polong dan biji yang sedikit lebih kecil dari G. sepium.
Hibrid buatan G. maculata dan G. sepium telah dilakukan, tetapi belum dipastikan hibridisasi terjadi secara alam. Hibridanya tidak potensial untuk penanaman.

               Gamal memang merupakan salah satu tanaman yang multi guna. Khusus sebagai pakan ternak hewan ruminansia terutama sapi, Gamal adalah kombinasi dan partner yang baik bagi rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penanaman dapat dilakukan secara berselang seling baris dengan rumput Gajah dengan metoda alley cropping atau ditanam memanjang sebagai pagar hidup. Dengan cara ini manfaat yang diperoleh dapat berlipat ganda. Selain pupuk hijau, penahan angin juga sebagai bank protein bagi ternak ruminansia. Keunggulan lain dari gamal adalah kemampuan adaptasi yang sangat luas terhadap berbagai kondisi tanah dan klimat, mudah ditanam, dan mampu memproduksi biomasa yang cukup besar, selaras dengan kandungan nutrisi dan protein yang sangat tinggi.
Sedangkan kandungan racun dan zat anti nutrisi terutama bagi ternak monogastrik, walaupun perlu diwaspadai, merupakan kendala kecil bagi pemanfaatan gamal dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Apalagi dengan penanganan yang tepat (pelayuan/wilting) dan manajemen pakan yang baik, masalah ini dapat di minimalisir. Pun demikian kami tidak menyarankan untuk memberikan gamal pada ternak selain ruminansia.
Gamal juga merupakan tanaman yang tidak rewel dan relatif aman dari serangan hama. Ada literatur yang menyebutkan OPT berupa kutu kecil, aphid dan beberapa jenis serangga namun kerusakan yang ditimbulkannya tidak signifikan dan secara umum dapat diabaikan.

    Pemanfaatan
            Pemberian daun gamal (gliricidia) segar pada ternak ruminansia. dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman leguminosa pohon tropis yang multi fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman pagar, pakan ternak dan pencegah erosi.
            Sebagai pakan ternak ruminansia hijauan, gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu 22,1% bahan kering, 23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi. Untuk mengurangi kadar kumarin yang menyebabkan aroma daun gamal tidak sedap, kadar kumarinnya bisa diturunkan melalui perlakuan pengeringan dengan sinar matahari antara 30-90 menit. Semakin lama waktu penjemuran, semakin banyak kumarin yang hilang. Proses pelayuan pada suhu kamar selama 24 jam dapat menghilangkan kadar kumarin sampai 77%.
            Pemberian ransum daun gamal secara kontinyu hingga 100% dan 100-200 g g/ekor/hari konsentrat berpengaruh positif pada domba ekor gemuk yang ditunjukkan dengan meningkatnya bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi pada perkawinan kedua.

Racun dan Zat Anti Nutrisi

      Walaupun sangat bermanfaat bagi ternak, tingkat racun dalam Gamal juga sudah dikenal sejak lama. Di Amerika Tengah, daun dan kulit kayu yang ditumbuk dicampur dengan rebusan biji jagung digunakan sebagai racun tikus dan racun binatang pengerat (rodenticidal). Di beberapa daerah pesisir Jawa Barat juga ditemukan penggunaan kulit batang dan biji Gamal sebagai campuran bahan pembuat racun ikan.
Sekurangnya ada beberapa jenis komponen racun dalam Gamal.
Zat racun yang pertama adalah dicoumerol, suatu senyawa yang mengikat vitamin K dan dapat mengganggu serta menggumpalkan darah. Dicoumerol diperkirakan merupakan hasil konversi dari coumarin yang disebabkan oleh bakteri ketika terjadi fermentasi. Meskipun coumarin tidak beracun, ketika berubah menjadi senyawa dicoumerol dapat berbahaya bagi pengonsumsinya, terutama pada ternak monogastrik seperti kelinci dan unggas. Fakta lapangan menunjukkan tidak banyak ternak ruminansia yang keracunan dicoumerol yang disebabkan oleh daun Gamal.
Senyawa racun yang kedua adalah HCN (Hydro Cyanic Acid), sering disebut juga Prussic Acid, Asam Prusik atau Asam Sianida. Meskipun kandungan HCN dalam Gamal tergolong rendah, 4mg/kg, dibanding umbi singkong/ketela pohon yang dapat mencapai 50-100mg/kg namun hal ini perlu juga diwaspadai.
Zat lain yang perlu diperhatikan adalah Nitrat (NO3). Sebetulnya nitrat itu sendiri tidak beracun terhadap ternak, tapi pada jumlah yang banyak dapat menyebabkan penyakit yang disebut keracunan nitrat (nitrate poisoning). Nitrate yang secara alamiah terdapat pada tanaman di rubah menjadi nitrit oleh proses pencernaan, pada gilirannya nitrit dikonversi menjadi amonia. Amonia kemudian di konversi lagi menjadi protein oleh bakteri dalam rumen. Apabila ternak sapi mengkonsumsi banyak hijauan yang mengandung nitrat dalam jumlah besar, nitrit akan terakumulasi di dalam rumen. Nitrit sekurangnya 10 kali lebih beracun terhadap ternak sapi dibandingkan nitrat. Nitrit diserap kedalam sel darah merah dan bersaru dengan molekul pengangkut oksigen, hemoglobin sehingga membentuk methemoglobin.
Sayangnya, methemoglobin tidak dapat membawa oksigen dengan efisien seperti hemoglobin, akibatnya detak jantung dan pernafasan ternak meningkat, darah dan lapisan kulit berubah warna menjadi biru kecoklat coklatan, otot gemetar, sempoyongan dan bila tidak segera ditangani dapat mati lemas.
Selain itu, dalam Gamal juga terdapat molekul alkaloid yang belum dapat diidentifikasi dan senyawa pengikat protein yang juga tergolong zat anti nutrisi, tannin walaupun dalam konsentrasi yang cukup rendah dibandingkan Kaliandra (Calliandra calothrysus).
Pun demikian, kasus kasus keracunan pada pemakanan yang teratur sangat terbatas. Bukti bukti diatas memang menunjukkan bahwa Gliricidia dapat menyebabkan keracunan pada ternak non-ruminansia, tapi fakta lapangan yang mendukung hal tersebut sangat sedikit. Bahkan menurut Lowry (1990), masalah utama dari Gliricidia bukan pada tingkat racunnya, tetapi pada tingkat kesukaan (palatability).
Seperti telah dikemukakan diatas, ternak cenderung menolak daun Gamal baru dengan mengendusnya saja, belum dicicipi. Hal ini setidaknya menunjukkan bahwa masalahnya berasal dari suatu senyawa yang menghasilkan aroma yang menguap dan keluar dari permukaan daun dan tidak disukai ternak. Hal ini didukung oleh fakta lapangan yang kami temui.


       Perkembangbiakan dan penanaman
Meskipun Gamal dapat diperbanyak dengan biji, tapi kami lebih sering menggunakan setek batang dalam usaha mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal.
Di berbagai tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang dapat tumbuh sampai besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara berkala di panen daun dan batangnya, jarang yang dapat tumbuh sampai berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih mudah dan lebih cepat daripada melalui biji. Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah dapat dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tanaman biji, hasil biomasa baru dapat diperoleh pada usia sekira 2 tahun.
Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tanaman yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm sampai 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm sampai dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim kering dan kondisi udara dingin, Gamal dapat dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan basah per tanaman. Beberapa literatur menyebutkan waktu penanaman dilakukan pada awal musim hujan. Namun kami mendapatkan sedikit masalah ketika curah hujan terlalu tinggi. Banyak setek tanaman menjadi busuk akibat curah hujan yang tinggi. Kami biasanya menanam pada tengah atau bahkan akhir musim hujan atau membuat guludan (raised bed) di sekitar lokasi penanaman apabila diperkirakan curah hujan tinggi.

Tanaman Gamal
1. BAHAN
Stek gamal atau biji, pupuk organik dan anorganik

2. PEDOMAN TEKNIS

1) Penanaman
        Penanaman dilakukan dengan stek batang atau biji, (biji disarankan untukperakaran yang dalam). Stek batang yang baik berasal dari batang bawah,dan tengah yang telah berumur lebih dari 12 bulan. Diameter stek 3-5 cmdan panjang stek 50 cm. Stek terlebih dahulu disemaikan dalam kantongplastik. Setelah bertunas 15-20 cm tingginya (berumur 2-3 bulan) dapatditanam langsung di lapangan. Jarak tanam dengan jarak antara barisan 1-2m. Waktu tanam dianjurkan pada awal musim hujan.

2) Panen
       Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setelah tanaman berumur 1 tahun. Selang waktu atau interval pemotongan selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Rata-rata produksi hijauan segar berkisar 2-5 kg per potong per pohon.

3) Pemupukan
       Pemberian pupuk kandang atau pupuk buatan seperti pupuk P sebanyak 35-
40 kg per hektar per tahun.

4) Pemberian pada ternak
        Untuk pertama kali, ternak umumnya menolak akan tetapi setelah dibiasakan (dengan cara pemberian bertahap) maka berikan gamal dalam bentuk layu.

5) Banyaknya pemberian daun gamal untuk pakan
a. Pemberian daun gamal secara bebas sebagai tambahan pakan dasarrumput.
b. Pemberian gamal baik bagi pertumbuhan ternak ruminansia.

4. Referensi
Departemen Departemen Pertanian RI
manglayang.blogsome.com/2006/03/hijauan-pakan-ternak-gamal-gliricidia-sepium/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar